Sajak rantai pengbadian.
Selinap
angin hampiri heningnya rebahan ini.
Desiran
rindu kerap menyapa diri.
Lampau
sudah tak bersua dengan Ilahi Rabbi.
Kalbuku
memuncak, teringat rentetan jamuan pahit terasa kembali.
Hari ini fajar bersua terlebih
dini.
Pekat mungkin yang kurasa.
Malam sunyi menemani
Kisahku tumpah dengan Sang Murabbi
Hingga,
Tak terasa benih-benih langka jatuh dipangkuan hati.
Dada
berkecamuk.
Bagai
kuda bertarung dengan lawan.
Batinku
menjerit, sesali diri.
Wahai
Sang Maha pembolak-balik hati.
Dosa
apa hingga hamba terbelenggu pedihnya batin ini?
Akankah
diri tetap tegar?
Tak
ada yang tau.
SkenarioMu memutar balik langkahku.
Dimana kutemui kembali setitik cahaya terang?
Kemana ku tapaki kembali langkah kancil mungil itu?
Semua telah sirna, terbekas celoteh dan canda tawa belaka,
menurutku.
Saat
ini kupasrahkan diri.
Biarkan
Sang Maha Rahiim gerakkan langkah kaki.
Sejatinya
Kepada-Nya meminta, mengadu serta memasrahkan diri.
Bersama
sajak rantai pengabdian ini.
Diri
harap tak ada penyesalan untuk kesekian kali.
0 comments:
Posting Komentar