Senin, 09 Agustus 2021

Surat Cinta

 

Salam rindu untukmu wahai calon imamku

Teruntuk : Calon Imamku

Dari        : Calon ma’mummu

  Bismillahirrahmanirrahim

  Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Duhai calon imamku...

Kata basmalah telah kuucap sebagai awal sapaan kita yang mungkin baru pertama kali ini aku menyapamu melalui bait demi bait isi dari suratku. Aku ditemani kawan ketik lampau yang masih baru saja  kupegang dari sekian lamanya. Belum lagi dengan heningnya malam menjadi pelengkap batin ini untuk menyapamu. Sama halnya dengan suasana malam ini, aku ditemani Sang Murabbi dan kawan ketikku tak bisa berbuat apa-apa selain dengan menyapamu lewat sepucuk surat yang insya Allah Sang Maha Cinta sampaikan padamu.

Untukmu wahai calon imamku.

Rindu ini selalu memuncak, tak bisa kubendung bersama lantunan do’a yang sering kupanjatkan disetiap waktu. Entah dimanapun aku berada. Merinduimu adalah suatu hal yang tak pernah dipungkiri, datang secara tiba-tiba dan tak bisa kutolak kehadirannya. Merinduimu merupakan suatu hal yang istimewa bagiku, karena dengan itu aku mampu bertahan, bertahan dan bertahan untuk selalu mengharapkanmu dibanding dia yang belum pasti. Aku selalu ber-angan tentang keadaanmu disana, apakah kau baik-baik saja? Atau sedang apa kau disana? Jangan kan itu, aku pun sering bertanya bagaimana sifatmu? Apakah kau selalu di jalan-Nya? Dan apakah kau merinduiku? Bahkan apakah aku selalu kau hadirkan dalam do’a-do’amu? Pertanyaan-pertanyaan itu selalu hadir dalam anganku ketika sangat merindui mu. Merinduimu sosok calon pendampingku. Iya kamu.... Yang aku tidak tau siapa namamu. 

Pernah terlintas dalam fikiran bahwa apakah aku mungkin telah bertemu denganmu sebelumnya? Berpapasan denganmu? Bahkan telah berbicara dan merasa nyaman di dekatmu? Atau kamu adalah barisan dari teman-temanku waktu upacara SD dulu, waktu MTs bahkan sekarang MA? Sayang teramat sayang, aku masih belum menyadari bahwa kamu yang sering hadir adalah jodohku. Karena teka-teki Allah sangat  sulit untuk ditebak hingga aku tak bisa mengenalimu. Namun tenang saja, walau aku tak pernah mengenalimu sekalipun sebelumnya, aku akan tetap merindu dan tak mengurangi rasa cinta untukmu.

Untukmu wahai jodohku....

Berbicara tentang rindu, bolehkah aku bertanya satu hal denganmu?  Apakah salah bila aku merinduimu? Iya merindui hadirmu.

Sering kali aku memanggilmu dalam setiap ucapan do’a. Memohon untuk keselamatanmu. Merayu Allah agar melindungi mu jauh dari kehidupan yang fana ini.. Meminta padaNya sebuah tali hubungan yang kuat sejak saat ini. Aku juga tak sungkan pada Allah agar kau juga mendoakan ma’mummu ini tetap kuat dan sabar dalam menunggumu. Karena diri tau dalam penantian ini akan banyak lika-liku yang harus dilalui untuk segera bertemu denganmu. Aku pun sadar, bahwa aku juga bukan perempuan hebat yang memiliki banyak keistimewaan. Bila dibanding dengan mereka perempuan perempuan bermake up cantik. Terkadang aku juga masih bersifat kekanak-kanakan dengan sifat manja yang sering kulakukan. Maafkan aku yang seperti ini. Aku hanya perempuan sederhana yang senantiasa akan menerima segala kekuranganmu di masa lalu. Karena aku tak berhak menghakimi masa lalumu. Aku hanya melihat bagaimana pola pikirmu kedepan. Karena yang aku tau dirimu lah yang berhak menghakimi masa laluku.

Ketahuilah pula calon imamku, aku bukanlah perempuan yang istimewa. Aku tak secantik dan selembut fatimah. Sekuat Khadijah dan setegar Aisyah. Aku pun masih tak dapat dikatakan istiqomah dalam hijrah, namun akan selalu berusaha untuk itu semua. Kubisikkan suatu hal padamu “aku hanyalah perempuan akhir zaman yang senantisa berusaha untuk mengikuti jejak langkah beliau dan keluargaNya agar bisa bersanding denganmu.” Menjadi pelengkapmu nanti untuk membangun keluarga yang sesuai dengan ajaran sang Baginda Terkasih Rasulullah SAW. Disini, aku akan berusaha untuk memantaskan diri agar tak malu dengan bersandingnya akhlakku dan akhlakmu nanti.

Untukmu wahai calon pendampingku...

Itulah aku, dengan segala kekurangan berharap engkaulah pelengkap hidupku, penenang sanubariku dan penyejuk mata dibalik sorotan wibawa mu..

Duhai kekasih halalku yang namamu masih dalam rahasia Ilahi.

Tak ada yang dapat kulakukan untuk mencurahkan segala rindu yang mengakar dalam kalbu selain meminta dan menyapamu lewat alunan syahdu do’a-do’a di penghujung malamku pada Sang Ilahi Rabbi. Beribu-ribu rindu kusalamkan padamu melalui Tuhan Sang Maha Rahiim. Maaf jika rinduku mungkin mengusik waktu tidurmu kala itu. Maaf pula mungkin rinduku membuat mu merasa aneh pada waktu itu. Ketahuilah itu semua kulakukan hanya untuk menguatkan sinyal antara kita, agar tak ada rasa kaku saat pertemuan indah nanti. Karena setidaknya kamu telah merasakan hadirku di sepertiga malammu. Begitupun aku yang juga merasakan hadirmu di penghujung malamku dan Rabbku. Itulah harapanku wahai pelengkap tulang rusukku.  

Salam rindu dariku, untukmu kekasih idaman.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabaraktuh.

 

 

                                                                                                                                   

                                                                                                Calon isterimu....

                                                                                                Bondowoso kota Rindang. 2019

 

0 comments:

Posting Komentar