Salam rindu untukmu wahai calon imamku
Teruntuk : Calon Imamku
Dari : Calon ma’mummu
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamualaikum
warahmatullahi wabarakatuh.
Duhai calon imamku...
Kata basmalah telah kuucap sebagai awal sapaan kita yang mungkin
baru pertama kali ini aku menyapamu melalui bait demi bait isi dari suratku.
Aku ditemani kawan ketik lampau yang masih baru saja kupegang dari
sekian lamanya. Belum lagi dengan
heningnya malam menjadi pelengkap batin ini untuk menyapamu. Sama halnya dengan suasana malam ini, aku ditemani Sang Murabbi dan kawan
ketikku tak bisa berbuat apa-apa selain dengan menyapamu lewat sepucuk surat
yang insya Allah Sang Maha Cinta sampaikan padamu.
Untukmu wahai calon imamku.
Rindu ini selalu memuncak, tak bisa kubendung bersama lantunan do’a yang sering kupanjatkan disetiap waktu. Entah dimanapun aku berada. Merinduimu adalah suatu hal yang tak pernah dipungkiri, datang secara tiba-tiba dan tak bisa kutolak kehadirannya. Merinduimu merupakan suatu hal yang istimewa bagiku, karena dengan itu aku mampu bertahan, bertahan dan bertahan untuk selalu mengharapkanmu dibanding dia yang belum pasti. Aku selalu ber-angan tentang keadaanmu disana, apakah kau baik-baik saja? Atau sedang apa kau disana? Jangan kan itu, aku pun sering bertanya bagaimana sifatmu? Apakah kau selalu di jalan-Nya? Dan apakah kau merinduiku? Bahkan apakah aku selalu kau hadirkan dalam do’a-do’amu? Pertanyaan-pertanyaan itu selalu hadir dalam anganku ketika sangat merindui mu. Merinduimu sosok calon pendampingku. Iya kamu.... Yang aku tidak tau siapa namamu.
Pernah terlintas dalam fikiran bahwa apakah aku mungkin
telah bertemu denganmu sebelumnya? Berpapasan denganmu? Bahkan telah berbicara
dan merasa nyaman di dekatmu? Atau kamu adalah barisan dari teman-temanku waktu
upacara SD dulu, waktu MTs bahkan sekarang MA? Sayang teramat sayang, aku masih belum
menyadari bahwa kamu yang sering hadir adalah jodohku. Karena teka-teki Allah
sangat sulit untuk ditebak hingga aku tak bisa mengenalimu. Namun tenang
saja, walau aku tak pernah mengenalimu sekalipun sebelumnya, aku akan tetap
merindu dan tak mengurangi rasa cinta untukmu.
Untukmu wahai jodohku....
Berbicara tentang rindu, bolehkah aku bertanya satu hal
denganmu? Apakah salah bila aku
merinduimu? Iya merindui hadirmu.
Sering kali aku memanggilmu dalam setiap ucapan do’a. Memohon
untuk keselamatanmu. Merayu Allah agar melindungi mu jauh dari kehidupan yang
fana ini.. Meminta padaNya sebuah tali hubungan yang kuat sejak saat ini. Aku
juga tak sungkan pada Allah agar kau juga mendoakan ma’mummu ini tetap kuat
dan sabar dalam menunggumu. Karena diri tau dalam penantian ini akan banyak
lika-liku yang harus dilalui untuk segera bertemu denganmu. Aku
pun sadar, bahwa aku juga bukan perempuan hebat yang memiliki banyak
keistimewaan. Bila dibanding dengan mereka perempuan perempuan bermake up
cantik. Terkadang aku juga masih bersifat kekanak-kanakan dengan sifat manja
yang sering kulakukan. Maafkan aku yang seperti ini. Aku hanya
perempuan sederhana yang senantiasa akan menerima segala kekuranganmu di masa
lalu. Karena aku tak berhak menghakimi masa lalumu. Aku hanya melihat
bagaimana pola pikirmu kedepan. Karena yang aku tau dirimu lah yang berhak
menghakimi masa laluku.
Ketahuilah pula calon imamku, aku bukanlah perempuan yang istimewa.
Aku tak secantik dan selembut fatimah. Sekuat Khadijah dan setegar Aisyah. Aku
pun masih tak dapat dikatakan istiqomah dalam hijrah, namun akan selalu
berusaha untuk itu semua. Kubisikkan suatu hal padamu “aku hanyalah perempuan akhir
zaman yang senantisa berusaha untuk mengikuti jejak langkah beliau dan
keluargaNya agar bisa bersanding denganmu.” Menjadi pelengkapmu nanti untuk
membangun keluarga yang sesuai dengan ajaran sang Baginda Terkasih Rasulullah
SAW. Disini, aku akan berusaha untuk memantaskan diri agar tak malu dengan
bersandingnya akhlakku dan akhlakmu nanti.
Untukmu wahai calon pendampingku...
Itulah aku, dengan segala kekurangan berharap engkaulah
pelengkap hidupku, penenang sanubariku dan penyejuk mata dibalik sorotan wibawa
mu..
Duhai kekasih halalku yang namamu masih dalam rahasia Ilahi.
Tak ada yang dapat kulakukan untuk mencurahkan segala rindu yang
mengakar dalam kalbu selain meminta dan menyapamu lewat alunan syahdu do’a-do’a
di penghujung malamku pada Sang Ilahi Rabbi. Beribu-ribu rindu kusalamkan
padamu melalui Tuhan Sang Maha Rahiim. Maaf jika rinduku mungkin mengusik
waktu tidurmu kala itu. Maaf pula mungkin rinduku membuat mu merasa aneh pada
waktu itu. Ketahuilah itu semua kulakukan hanya untuk menguatkan sinyal antara
kita, agar tak ada rasa kaku saat pertemuan indah nanti. Karena setidaknya
kamu telah merasakan hadirku di sepertiga malammu. Begitupun aku yang juga
merasakan hadirmu di penghujung malamku dan Rabbku. Itulah harapanku wahai
pelengkap tulang rusukku.
Salam rindu dariku, untukmu kekasih idaman.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabaraktuh.
Calon
isterimu....
Bondowoso kota Rindang. 2019
0 comments:
Posting Komentar